AKHIDAH AKHLAK KELAS X
SYIRIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi PAI 2
Dosen pengampu :
Di Susun Oleh :
1.Ardhini Hanif S (123111051)
2.
Athuf Hanifah (123111072)
3.Arifah
Nur Utami (123111059)
4.Chandra
Nur H (123111091)
5.
Bakhtiar Arif N.K (123111084)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2014
MATA PELAJARAN :
Akidah Akhlak
KELAS : X
KOMPETENSI DASAR : 3.1
Menganalisis perbuatan syirik dan macam – macam, dan cara menghindarinya
INDIKATOR :
3.1.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian
tentang syirik
3.1.2Siswa dapat menyebutkan
macam-macam syirik
3.1.3Siswa dapat mengidentifikasi
perilaku orang yang berperilaku syirik
3.1.4Siswa dapat menunjukkan akibat
perbuatan syirik
3.1.5Siswa dapat menyebutkan hikmah
menghindari perbuatan syirik
SYIRIK
Pengertian
Syirik
Perbuatan
syirik dapat merendahkan harkat dan martabat manusia, apalagi jika yang diberi
sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukankah esensi ajaran Tauhid
membebaskan manusia dari penyembahan sesama makhluk, menuju penyembahan Allah
semata.
Syirik
dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan perbuatan
syirik disebut musyrik. Seorang musyrik
melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk manusia, benda yang seharusnya perbuatan
itu hanya ditujukan kepada Allah SWT. Perbuatan itu adalah menuhankan sesuatau
selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya,
atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan, kecuali hanya kepada
Allah SWT.
Perbuatn
syirik termasuk dosa besar. Allah SWT mengampuni semua dosa besar yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah :
¨bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã ÇÍÑÈ
48. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisaa:48)
Dilihat dari
sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua yaitu: syirik
besar (as-syirku al- akbar) dan syirik kecil (as-syirku al- asghar).
1.
Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar
merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah. Pelakunya tidak akan
masuk surga untuk selama-lamanya. Syirik akbar ini ada dua macam pula, yaitu
Dzahirun Jali (tampak nyata) yaitu menyembah kepada tuhan-tuhan selain Allah
atau baik tuhan yang berbentuk berhala, bintang, bulan, matahari, batu, gunung,
pohon besar, sapi, ular, manusia dll. Demikian pula menyembah makhluk ghaib:
setan, jin, malaikat. Bathinun Khafi (tersembunyi) antara lain, meminta
pertolongan kepada orang yang telah meninggal, patuh kepada undang-undang atau
hukum yang bertentangan dengan hukum Allah.
2.
Syirik Asghar (Syirik Kecil)
Syirik asghar
termasuk perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni Allah
jika pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku syirik asghar dikhawatirkan akan
meninggalkan dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak segera bertobat.
Contoh-contoh perbuatan syirik
asghar antara lain:
1.
Bersumpah
dengan nama selain Allah
2.
Memakai
azimat
Memakai azimat
termasuk perbuatan syirik, karena mengandung unsur meminta atau mengharapkan
sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah
3.
Mantera
Mantera yaitu
mengucapkan kata-kata atau guman-guman yang dilakukan oleh orang jahiliyah
dengan keyakinan, bahwa kata-kata atau guman-guman itu dapat menolak kejahatan
atau bala dengan bantuan jin.
4.
Sihir
Sihir termasuk
perbuatan syirik, karena perbuatan tersebut dapat menipu atau mengelabui orang
dengan bantuan jin atau setan
5.
Peramal
Yang dimaksud
peramalan ialah menentukkan dan memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada
masa-masa yang akan datang baik itu dilakukannya dengan ilmu perbintangan
dengan membaca garis-garis tangan, dengan bantuan jin dan sebagainya.
6.
Dukun
dan Tenung
Dukun ialah
orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada masa datang,
atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri manusia. Adapun tukang
tenung adalah nama lain dari peramal atau dukun, atau orang-orang yang mengaku
bahwa dirinya dapat mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan
bantuan jin atau setan, ataupun dengan membaca garis tangan.
7.
Bernazar
kepada selain Allah
Dalam
masyarakat masih dijumpai seseorang bernadzar kepada selain Allah. Misalnya
seorang bernadzar,’ Jika aku sembuh dari penyakit aku akan mengadakan sesajian
ke makam wali”.
8.
Riya’
Riya’ adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin
dipuji atau dilihat orang.
Menurut
klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat macam yaitu:
a. Syirku
Al-‘Ilmi. Inilah
syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka mengagungkan ilmu sebagai maha
segalanya. Mereka tidak mempercayai pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai
contoh mereka mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.
- Syirku At-Tasarruf. Syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak oleh pelakunya, menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas penghidupan manusia berada di tangan-Nya. Mereka percaya adanya “perantara” itu mempunyai kekuasaan. Contohnya adalah kepercayaan bahwa Nabi Isa anak Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.
- Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang atheis memuja ide pengingkaran terhadap berbagai bentuk kegiatan.
- Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul. Sebagai contoh percaya bahwa angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan, dan sebagainya.
Contoh
Perilaku Orang yang Berbuat Syirik
Pada masa pemerintahan Fir’aun, dari
kaum Fir’aun kita dapat menarik pelajaran bahwa yang disebut syirik bukan hanya
sikap seseorang yang mengagung-agungkan sesuatu dari kalangan sesama makhluk,
termasuk sesama manusia (kultus), tetapi syirik juga meliputi sikap
mengagung-agungkan diri sendiri kemudian menindas harkat dan martabat sesama
manusia, seperti tingkah diktator dan tiran. Kedua-duanya adalah sikap melawan
Allah, yaitu kebenaran mutlak, dan berlawanan dengan jalan hidup yang benar,
yaitu jalan hidup yang menuju perkenaan (Ridho) Allah yang maha benar. Maka
sama halnya dengan kehinaan karena kehilangan harkat dan martabat seorang
musrik akibat penghambaan dirinya kepada selain Tuhan, begitu pula orang yang
menindas orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT:
*
$tRøuq»y_ur ûÓÍ_t7Î/ @ÏäÂuó Î) tóst7ø9$# óOßgyèt7ø?r'sù ãböqtãöÏù ¼çnßqãYã_ur $\øót/ #·rôtãur (
#Ó¨Lym !#sÎ) çm2u÷r& ä-ttóø9$# tA$s% àMZtB#uä ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) wÎ) üÏ%©!$# ôMuZtB#uä ¾ÏmÎ/ (#þqãZt/ @ÏäÂuó Î) O$tRr&ur z`ÏB tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# ÇÒÉÈ
Artinya: “Dan ini sama sekali
tidak dalam ‘kegagalan’ atau ‘keperkasaan’, melainkan justru dalam kehinaan
yang lebih mendasar, karena dia diperhamba oleh nefsunya sendiri untuk berkuasa
dan menguasai orang lain. Inilah keadaan Fir’aun yang kemudian mengalami hukum
Tuhan yang tragis dan dramatis, dan dia baru insyaf setelah malapetaka menimpa,
namun sudah terlambat.” (QS. Yunus: 90).
Akibat
Negatif Perbuatan Syirik
Orang yang
menyukutukan Allah disebut syirik, lantaran ia menyebunyikan dan mengotori
nikmat keimanan kepada Allah yang telah tertanam dalam hati sanubari sejak
lahir. Secara istilah dapat dikatakan sebagai kecondongan untuk bersandar pada
sesuatu makhluk ataupun seseorng selain Allah, termasuk golongan orang syirik
yaitu orang yang ingkar kepada Allah, tidak mengakui bahwa Allah sebagai
Tuhannya dan Tuhan semesta alam, juga dikelompokkan sebagai syirik. Akibat yang
ditimbulkan dari syirik, antara lain :
a.
Sulit
menerima kebenaran.
Firman Allah; “Allah telah mengunci hati
dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah ditutup, dan mereka akan
mendapat azab yang berat.” (Q.S. al-Baqarah 2:7). Hati orang-orang syirik
tertutup untuk menerima kebenaran baik yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Menurut Ibn Jarir, ketertutupan hati orang syirik itu lantaran dari sifat
kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan kepadanya.
Orang-orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah, diberi peringatan atau
tidak, sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta. Namun orang beriman
wajib menyampaikan kepada mereka. Mereka beriman atau tidak adalah urusan
mereka sendiri.
b.
Munculnya
perasaan bimbang dan ragu.
Firman Allah: “Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang
pedih, karena mereka berdusta.” (Q.S. al-Baqarah 2:10) Menurut pendapat
Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan bimbang dan ragu (syak),
kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya
tidak pernah tenang, merasa tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka
miliki. Lebih-lebih jika melihat perkembangan Islam yang pesat, mereka akan
selalu berusaha untuk menumbangkannya.
c.
Tidak
boleh diangkat menjadi pemimpin bagi kaum yang beriman.
Pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai otoritas membimbing, mengarahkan, mengendalikan
terhadap orang-orang yang menjadi bawahannya. Jikalau orang syirik dinobatkan
menjadi top figur sebagai pemimpin bagi orang-orang beriman, maka aturan-aturan
yang sangat besar kemungkinan didasarkan pada keyakinan yang dianutnya, padahal
aturan-aturan tersebut dibuat untuk keperluan bagi komunitas orang-orang Islam.
Aturan yang dibuat akan berkiblat kepada thagut, berhala, dan menyebarkan
kemusyrikan di muka bumi, merendahkan orang mukmin, meremehkan agama Islam dan
lain-lain. Oleh karena itu secara tegas Allah melarang mengangkatnya sebagai
pemimpin atau walinya.
d.
Hanya
akan memperoleh kesenangan sementara.
Kesenangan
hidup di dunia yang diperoleh orang-oranhg syirik sifatnya sementara, di
akhirat kelak akan mendapatkan siksa yang pedih. Meskipun ketika hidup di dunia
mereka dalam keadaan miskin dan sengsara lebih-lebih jika mereka kaya, bagi
mereka hal itu tetap merupakan keuntungan dan kesenangan karena mereka senang
mengikuti hawa nafsunya, firman Allah.
e.
Amalan
dan harta yang dinafkahkan sia-sia.
Amalan dan
harta yang dinafkahkan orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala
oleh Allah), apa yang dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus
siksa di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah “perumpamaan harta yang
mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa
sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri
sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka
yang menzalimi diri sendiri.” (Q.S. Ali-‘Imran 3:117).
f.
Orang
musyrik dinilai sebagai makhluk terburuk.
Allah menilai
orang-orang musyrik dengan penilaian yang sangat rendah. Orang-orang musyrik
itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah dan sesat dari pada
binatang. Rendahnya derajat orang-orang musyrik lantaran mereka diberi anugerah
oleh Allah berupa hati, tetapi tidak dipergunakan untuk merasa, diberi akal
pikiran yang sehat tetapi tidak dipergunakan untuk memikirkan hal-hal yang baik
yang diridai Allah bahkan sebaliknya, diberi mata tetapi tidak dipergunakan
untuk melihat ayat-ayat Allah, diberi pendengaran yang sehat tetapi tidak
dipergunakan untuk mendengarkan murka nasehat-nasehat yang baik. Itulah yang
menyebabkan mereka mendapat murka Allah. Apabila binatang menduduki derajat
rendah disebabkan kedunguannya itu wajar, lantaran binatang tidak diberi akal
fikiran oleh Allah. Akan tetapi sangat mengherankan jika manusia yang diberi
akal fikiran oleh Allah. Akan tetapi sangat mengherankan jika manusia yang
diberi akal fikiran yang sehat, namun kelakuannya seperti binatang. Oleh karena
itu Allah memberi predikat asfala saafilin bagi manusia yang tidak mau
menggunakan seperangkat panca- indera dan fikirannya untuk mengabdikan dirinya
kepada Allah dan berbuat baik bagi dirinya serta lingkungannya.
g.
Menjadi
musuh Allah
Orang musyrik itu senantiasa memusuhi Allah, dengan selalu
menutup-nutupi nikmat Allah dan mempersamakan Allah dengan makhluk-makhluk-Nya.
Perbuatan tersebut menyebabkan murka Allah SWT..., sebagaimana firman Allah.
Artinya:”...maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (Q.S.
al-Baqarah 2:98). Bagi orang yang tidak beriman kepada Allah berarti ia
memposisikan dirinya sebagai musuh Allah, yang nantinya akan mendapat siksaan
berat dari Allah.
h.
Dijanjikan
mendapat siksa neraka.
Bencana dan
malapetaka di dunia, serta azab akhirat bagi orang-orang syirik adalah
disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Allah menerangkan dalam firman-Nya.
Artinya:”pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang
hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka
dikatan),”Mengapa kamu syirik setelah beriman?karena itu rasakanlah azab
disebabkan kekafiranmu itu.”(Q.S. Ali-‘Imran 3:106)
Hikmah
menghindari Perbuatan Syirik
1.
Menjadikan
manusia memiliki pandangan yang luas. Ia percaya pada Allah sebagai penguasa
dan pemelihara alam semesta. Wawasan intelektualnya menjadi lebih terbuka,
pendiriannya bebas seperti kekuasaan Allah.
2.
Mengangkat
manusia ke derajat paling tinggi dan mulia. Orang yang beriman, percaya hanya
kepada Allah. Ia tidak pernah menundukkan kepalanya kepada makhluk ciptaan
Tuhan yang manapun atau menyembah kepada siapapun.
3.
Mengalirkan rasa
kesederhanaan dan kesahajaannya. Ia menjadi orang yang tidak menyukai sikap
pamer atau kepura-puraan. Ia tidak suka dengan kesombongan karena sadar bahwa
apa yang dimilikinya hanya titipan Allah.
4.
Membuat manusia
menjadi suci dan benar. Ia yakin tidak
ada jalan lain untuk mencapai kesuksesan dan keselamatan kecuali dengan
kesucian jiwa dan tingkah laku yang baik.
5.
Memunculkan
kepercayaan yang teguh dalam segala hal,
tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapa-pun atau apa-pun yang menyebabkan
rusaknya iman.
6.
Tidak mudah
putus asa dengan keadaanyang dihadapi. Ketika orang beriman memutuskan untuk
menjalankan perintah-perintah-Nya, maka ia akan yakin mendapatkan pertolongan
Allah.
7.
Menumbuhkan
keberanian dalam diri manusia. Ia yakin bahwa tidak ada yang dapat mencabut
nyawa kecuali hanya Allah yang dapat melakukannya, karena siapapun tidak ada
daya untuk melakukan hal tersebut.
8.
Mengembangkan
sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki dan iri hati.
Orang-orang yang beriman selalu
menghindari cara-cara yang rendah dalam mencapai tujuannya.
9.
Menjadi taat dan
patuh kepada hukum-hukum Allah. Seorang yang beriman yakin bahwa Allah
mengetahui segala baik yang nyata maupun yang tersembunyi dari pandangan
manusia.